30% Produksi Apple Dipindahkan, Indonesia Menjadi Salah Satu Pilihan!

Apple Store

Perang dagang yang sedang memanas antara Tiongkok dan Amerika Serikat telah memaksa perusahaan-perusahaan dikedua negara harus melakukan perubahan segera. Seperti Apple yang memiliki sekitar 90% produksinya di Tiongkok, dilaporkan akan mulai berekspansi.

Dilansir Phone Arena, Kamis (20/6/2019), menurut laporan Apple telah membuat tim studi bernama pengeluaran modal pada Desember lalu. Tim itu memliki anggota lebih dari 30 orang.

Dalam tim tersebut sangat aktif mendiskusikan mengenai rencana mereka di masa mendatang dengan para mitra penyuplai. Disamping itu, mereka juga merencanakan untuk memindahkan sekitar 15 – 30 persen dari total produksi ke luar Tiongkok.

Menurut sumber, Apple sudah berkoordinasi kepada beberapa mitra penyuplai komponen untuk mengevaluasi biaya pemindahan produksi.

Manufaktur iPhone, Macbook, Airpods, dan iPad termasuk Foxconn, Pegatron, Inventec, Compal, serta Quanta, semuanya aktif mempersiapkan rencana bisnis terkait.

Indonesia menjadi bahan pertimbangan Apple

Disamping itu, pemantauan rencana pemindahan manufaktur-manufaktur produksi tersebut sedang di pantau oleh para mitra penyuplai untuk menyesuaikan model bisnis mereka.

Baca Juga :  Apple Luncurkan Macbook Pro 14 dan 16 Berprocessor M2 Pro dan M2 Max

Pihak Apple juga sedang bernegosiasi dengan beberapa negara terkait dengan insentif finansial sambal mempelajari lingkungan bisnis dan peraturan lokal.

Menurut sumber, Apple dengan mitra penyuplainya sedang mempertimbangkan beberapa negara yaitu Meksiko, Indonesia, dan Malaysia.

Semua negara tersebut harus bias menyediakan infastruktur serta jaminan yang diperlukan pihak Apple untuk memulai produksinya. Akan tetapi, sejauh ini Vietnam dan India masih menjadi pilihan favorit untuk produksi variasi iPhone.

Waktu belum ditentukan

Dilansir dari Nikkei, Apple belum memberikan batas waktu kepada mitra penyuplainya untuk menyelesaikan proposal yang dibutuhkan.

Menurut pernyataan dari salah satu mitra penyuplai Apple, langkah yang sedang dilakukan merupakan upaya jangka panjang mereka, yang mungkin hasilnya baru dapat dilihat 2 – 3 tahun mendatang.

Apple diperkirakan membutuhkan waktu 18 bulan untuk bias memulai produksinya setelah lokasi ditentukan. Namun, persiapan yang harus dilakukan mungkin berjalan cukup rumit.

Perusahaan tersebut tidak akan merubah rencananya walaupun perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok berakhir.

Apple menghindari resiko yang mungkin sangat besar jika merekaa terus bergantung produksi mereka di Tiongkok. Lokasi yang beragam mungkin menjadi solusi agar Apple bias lebih fleksibel.

Baca Juga :  Efisiensi Prosesor Apple M2 Masih Kalah dari Apple M1

 

Leave a Comment

Your email address will not be published.